top of page
  • ELF_admin

3 Alasan Pentingnya Psikotes Bagi Karyawan

Updated: Mar 17, 2020



Baik pekerja maupun pemberi kerja pasti setuju bahwa pekerja ideal ialah ketika ia merupakan the right man on the right place. Bagi sebagian orang, bekerja dengan menghitung angka-angka dan mencocokkan data dari satu dokumen ke dokumen lainnya merupakan pekerjaan yang sangat mereka senangi, sementara bagi sebagian lainnya, ketika diminta bekerja demikian, mereka akan sangat frustrasi dan tidak puas dengan pekerjaannya. Akibatnya, tentu hasil kerjanya menjadi tidak optimal, banyak kesalahan, dan bahkan menambah pekerjaan bagi orang lain.


Keunikan pada diri setiap orang rupanya menjadi modal penting bagi roda industri untuk tetap berputar. Dengan variasi peran yang dijalankna, mereka akan dapat saling mengisi kekosongan satu sama lain, sehingga produktivitas kerja dapat tercapai. Masalahnya, jarang sekali perusahaan yang  memiliki orang yang tepat pada posisi yang tepat itu. Ada orang-orang yang sebenarnya sangat potensial jika bekerja di bidang keuangan, namun karena ia bekerja di bidang pemasaran, maka potensinya menjadi tidak berkembang, walau ada pula orang-orang yang memang potensi dan motivasi kerjanya sangat terbatas sehingga tidak akan sesuai untuk mengisi pekerjaan apapun.


Untuk membantu memetakan potensi dan kemampuan seseorang agar dapat mengisi posisi yang tepat dalam sebuah perusahaan, pemeriksaan psikologis penting untuk dilakukan. Namun masalahnya, banyak perusahaan yang memilih untuk tidak melakukan pemeriksaan psikologis pada karyawannya karena berpikir bahwa mereka harus mengeluarkan uang. Padahal, menempatkan orang di posisi yang salah justru malah membuat mereka berpeluang besar untuk mengeluarkan uang yang lebih besar daripada untuk melakukan pemeriksaan psikologis (misal: biaya training yang sia-sia, produktivitas kerja yang kurang optimal, dan angka turnover yang meningkat).


Pemeriksaan psikologi biasanya dilakukan oleh pihak ketiga dengan tujuan untuk menjamin netralitas hasil penilaian terhadap karyawan. Tujuan pemeriksaan bisa untuk dalam rangka seleksi penerimaan karyawan, pemetaan karyawan, atau mengevaluasi performa dan kesiapan karyawan yang nantinya akan berguna untuk pertimbangan melakukan promosi pada karyawan. Pemeriksaan psikologi merupakan rangkaian proses yang terdiri dari: psikotes (penggunaan materi tes psikologi baik dalam bentuk paper-and-pencil maupun computerized), observasi (bisa dalam bentuk simulation, focus group discussion, leaderless group discussion), dan wawancara.


Sekurang-kurangnya ada 3 alasan yang membuat psikotes/pemeriksaan psikologi pada karyawan penting untuk dilakukan perusahaan:


#1. Psikotes/pemeriksaan psikologis memungkinkan kita untuk memprediksi performa pekerja sebelum mereka bekerja. Berbeda dengan tes akademis yang biasa dilakukan, psikotes dapat memberikan informasi bukan hanya tentang kemampuan pekerja, tetapi juga potensi dari pekerja tersebut. Potensi berarti sesuatu yang belum terlihat. Dengan demikian, ketika ada karyawan yang kurang menunjukkan performa yang baik, melalui psikotes/pemeriksaan psikologis kita dapat mengetahui apakah kinerja yang kurang baik tersebut disebabkan oleh: a) ia tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerja dengan baik, b) ia sebenarnya memiliki kemauan untuk bekerja, namun tidak mampu, c) ia sebenarnya mau dan mampu bekerja, namun kurang termotivasi karena beberapa faktor. Dengan menilik pada hal ini, tentu mudah untuk dapat memprediksi siapa yang akan berhasil, siapa yang akan berhasil jika dilakukan penyesuaian (baik pada sistem reward, posisi/jabatan, dan lain-lain), dan siapa yang kemungkinannya sangat kecil untuk berhasil.


#2. Psikotes/pemeriksaan psikologis memberikan informasi yang sulit didapat jika hanya mengandalkan pengamatan atau penilaian secara umum dan bukan oleh profesional di bidangnya. Setiap orang, apalagi orang yang sedang melamar kerja, tentu berusaha untuk menciptakan kesan pertama yang positif. Kesadaran bahwa dirinya sedang dinilai pasti membuatnya untuk menunjukkan dirinya yang terbaik. Jika yang ditunjukkan bukanlah kondisi yang sebenarnya, maka tentu saat ia bekerja, hasil kerjanya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Rangkaian pemeriksaan psikologis/psikotes dapat mendeteksi hal tersebut, sehingga dapat membedakan orang-orang yang terlihat baik karena mereka memang benar-benar baik dan orang-orang yang terlihat baik karena mereka sedang menyembunyikan hal-hal yang buruk.


#3. Psikotes/pemeriksaan psikologis membantu memetakan karyawan untuk mengisi posisi yang sesuai dengan dirinya. Rangkaian pemeriksaan psikologis dilakukan bukan hanya untuk menguntungkan perusahaan karena dapat memiliki orang-orang terbaik untuk mengisi posisi yang ada, tetapi juga menguntungkan karyawan yang bekerja di dalamnya karena akan membuatnya bekerja sesuai dengan minat dan kemampuannya. Setiap orang pasti memiliki potensi, dan sepanjang didukung dengan motivasi dan semangat kerja yang positif, tentu ia akan sesuai dengan salah satu dari sekian banyak lowongan pekerjaan yang ada. Memiliki karyawan yang bekerja sesuai dengan keahliannya akan membuat produktivitas kerja meningkat berkali-kali lipat karena pekerjaan tidak lagi dianggap sebagai beban bagi mereka, tetapi sebagai pengalaman positif yang membantu mengaktualisasi diri mereka.

Oleh karena itu, psikotes merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam menunjang produktivitas suatu industri. Namun, perlu tetap diingat bahwa hasil psikotes bukanlah alat untuk menjadikan label bagi orang-orang yang dites. People change. Jadi, apabila ada orang-orang yang saat dites mendapat hasil kurang memuaskan, rekomendasi psikologis (yang biasanya juga diberikan di dalam laporan hasil psikotes) tetap perlu diperhatikan untuk meningkatkan potensi / kapabilitas karyawan tersebut. Beberapa informasi hasil psikotes juga memiliki masa validitas yang terbatas pada beberapa bulan atau tahun karena manusia adalah mahkluk yang dinamis dan pembelajar.

14 views0 comments
bottom of page