Apakah angka 4 benar-benar mendatangkan kesialan?
Apakah paranormal benar-benar meramal?
Apakah benar membunuh kucing dapat menyebabkan malapetaka?
Mengapa beberapa orang rela membeli pakaian bekas artis atau pejabat dengan harga yang amat mahal?
Pemikiran magis. Beberapa orang menolaknya dan menganggap tidak lebih dari sebuah takhayul atau cerita fiksi belaka, sedangkan beberapa lainnya bahkan bersumpah bahwa itu benar-benar ada karena telah mengalaminya sendiri. Lalu bagaimana ilmu pengetahuan masa kini memberikan jawaban, atau setidaknya penjelasan, tentang eksistensi magis?
Ilmu pengetahuan ada dan telah mampu memberikan penjelasan tentang berbagai hal, termasuk tentang manusia. Tetapi apakah ilmu pengetahuan juga mampu memberikan penjelasan yang memuaskan tentang fenomena magis, pemikiran magis, serta manusia yang berpikir magis? Faktanya, setiap manusia, betapapun pintarnya, tetap memiliki pemikiran magis dalam dirinya. Lalu, mengapa hingga saat ini ilmu pengetahuan seolah-olah terlihat tidak mengakui magis yang sudah dialami oleh semua manusia?
Buku ini akan mengupas tuntas mengenai proses berpikir, sebab-sebab muncul dan bertahannya pemikiran magis, serta eksistensinya dalam kehidupan manusia dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang didukung dengan temuan-temuan empiris berdasarkan penelitian. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk melihat bagaimana usaha ilmu pengetahuan untuk me-logis-kan pemikiran magis atau mungkin bagaimana pemikiran magis, pada akhirnya, me-magis-kan ilmu pengetahuan.
Kognisi dan proses kognisi manusia merupakan salah satu pokok bahasan yang sulit pada bidang psikologi. Dalam buku ini, dengan cara yang sangat komunikatif penulis melakukan analisis dan menjelaskan fenomena proses berpikir manusia, khususnya pemikiran magis. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan sudut pandang menyeluruh, yang mencakup ontologi, antropologi, psikologi, dan sosial-psikologi.
Isi buku ini: (1) Berpikir; (2) Berpikir dan Kebenaran; (3) Berpikir dalam Lingkungan Sosial; (4) Pemikiran Magis; (5) Eksistensi Pemikiran Magis Di Indonesia; (6) Mengkritisi Pemikiran Magis. Pengguna buku ini: (1) mahasiswa dan ilmuwan sosial; (2) psikolog, terapis, konselor; (3) pemerhati masalah sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan manusia seutuhnya.
Klik di sini untuk membeli buku.
Comments